Nama :
Jessica Wijaya
Kelas : 3EB24 / 24213636
Pengertian Dan Metode Penalaran Menurut Para Ahli -
Sesuai dengan kodratnya, manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Hasrat
ingin tahu dalam diri manusia akan selalu memunculkan berbagai macam
pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban
terhadap pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi
apabila manusia memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah
sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri.
Biasanya manusia selalu berpikir
jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah
membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara sungguh-sungguh. Kegiatan
berpikir tentang sesuatu secara sunguh-sungguh dan logis inilah
yang disebut Penalaran.
Ciri-ciri
Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri
penalaran:
- Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
- Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
- Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
- Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Tahap-tahap
Penalaran
Menurut John Dewey, proses
penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
- Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
- Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
- Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
- Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
- Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
C. METODE PENALARAN
Ada dua macam metode penalaran,
yaitu:
•Metode Induktif
Metode induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses
berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab
akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas
sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan.
Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang
mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Jenis-jenis penalaran induktif
antara lain :
1.Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh Generalisasi :
• Nikita Willy adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
• Marshanda adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
•Meramalkan kesaman
•Menyingkapkan kekeliruan
•klasifikasi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
•Meramalkan kesaman
•Menyingkapkan kekeliruan
•klasifikasi
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
•Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan
bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang
berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum.
Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka,
deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan umum ke individual.
Penalaran deduktif adalah cara
berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi
pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah
tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan
suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai
konsistensi premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran
deduktif:
• Semua manusia pasti mati (premis
mayor)
• Sokrates adalah manusia (premis
minor)
• Sokrates pasti mati (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada
premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil
yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang
tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.
Macam – Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
B. Proposisi
dan Term
Proposisi adalah kalimat yang berisi
pernyataan tentanghubungan antara fakta –fakta (subjek dan predikat). Term
adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam
sebuah kalimat proposisi. Namun proposisi juga dapat diartikan sebagai kalimat
pernyataan tentang hubungan antara fakta-fakta yang dapat dinilai benar atau
salah. Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat yang berbentuk kalimat,
tetapi tidak semua kalimat digolongkan dalam proposisi. Hanya kalimat berita netral
yang dapat disebut proposisi. Seorang ahli logika bangsa Swiss bernama Euler
pada abad XVII menemukakan konsepnya, empat jenis proposisi dengan lima macam
posisi lingkaran (lingkaran Euler). Keempat jenis proposisi itu yaitu:
A.
Suatu pangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat
dalam predikat.
Contoh:
Semua sehat adalah semua tidak sakit
B. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari
perngkat predikat.
Contoh:
Semua sepeda beroda. C. Suatu
perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat.
Contoh: Tidak seorang pun manusia
adalah binatang.
D.
Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat
predikat.
Contoh:
Sebagian kaca tidaklah bening.
Jenis-jenis Proposisi
Berdasarkan
bentuknya, preposisi dibagi atas 2, yaitu:
A,
Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal hanya mengandung satu pertanyaan.
Contoh:
Semua mahasiswa adalah agen perubahan
b.
Proposisi Majemuk
Proposisi
majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan,
Contoh:
Semua mahasiswa adalah agen perubahan dan calon pemimpin .
Berdasarkan
sifatnya,proposisi dibagi 2, yaitu:
a.
Proposisi Kategorial
Proposisi
Kategorial adalah hubungan subjek dan predikat terjadi tanpa
syarat.
Contoh: Sebagian binatang berkaki empat.
b.
Proposisi Kondisional
Proposisi Kondisional adalah hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan
suatu syarat yang dapat diingat sebelum peristiwa berlangsung.
Proposisi Kondisional dibagi 2, yaitu:
1) Proposisi
Kondisional Hipotesis,yang terdiri anteseden (syarat) dan konsekuen (akibat).
Contoh: Kalau metodenya diubah
(anteseden), maka hasilnya akan berbeda (konsekuen).
2)
Preposisi kondisional Disjungtif, yaitu suatu alternate atau pilihan.
Contoh:
Kita akan melanjutkan diskusi ini, atau bubar saja.
Berdasarkan
kualitasnya, preposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.Preposisi
Positif (afirmatif)
Preposisi
positif (afirmatif) adalah preposisi yang membenarkan adanyapersesuaian
hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
Sebagian mahasiswa tidak melekukan KKN.
b.Preposisi
Negatif
Preposisi
negatif adalah preposisi yang menyatakan tidak ada hubungan antara subjek dan
predikat.
Contoh:
Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.
Berdasarkan
kuantitasnya, proposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
-
Proposisi Universal
Proposisi
universal adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh objek.
Contoh:
Semua dokter adalah orang pintar
Tidak
seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
-
Proposisi Khusus
Proposisi
khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari
sebagian subjek.
Contoh:
Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.- Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
- Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Referensi :